Kamis, 02 Juni 2011

Menulis, Hobi yang Menyenagkan

Menulis itu terdiri dari huruf M-E-N-U-L-I-S. Yang saya kerjakan sekarang adalah menulis. Tanpa kegiatan menulis, tulisan ini tak akan kalian baca. Menulis adalah kegiatan yang paling menyenagkan. dengan tulisan kita bisa bebaskan diri dari belenggu hati yang terpenjara. Dengan menulis kita bisa mengungkapkan kata-kata tanpa sebuah ucapan.

Bagi orang pemalu seperti saya (ude’eh) menulis seperti senjata untuk mengungkapkan perasaan. Contoh: saat update status di jejaring sosial. Kita yang pemalu ini bisa membuat status yang fantastis di dunia maya, yang mungkin sulit diungkapkan oleh indera pengecap (heh?)

Jujur saya suka menulis, saya suka menulis surat untuk pacar-pacar saya. Apa yang tak bisa kita ungkapkan lewat ucapan bisa kita basmi dengan cara menulis surat. Responnya? Doi makin saying dan cinta, samapi pernah ada yang masih menyimpannya sampai sekarang padahal tulisan itu sudah berumur lima tahun.

Mengapa bisa? Karena tulisan itu abadi, kecuali kita sendiriji yang hapus. Saya pernah mendengar pepatah..

“ucapan itu sementara, tulisan itu abadi”

Yah, abadi. Buktinya kita sampai sekarang bisa melihat coretan-coretan yang dibuat oleh mahluk jaman bahula..

ternyata saya baru tahu kalau manusia purba update status juga, coy… Cuma bedanya, manusia jaman purba update statusnya mengukir di batu. Tidak kayak jaman sekarang, tulis update-an status lewat hape.

Menulis juga bisa membuat orang menjadi tenar. Contoh: idola saya, Raditya Dika, terkenal karena hobi menulisnya di blog, dan kumpulan tulisannya di jadikan buku. Bukunya jadi best seller dan VOILA! Dia terkenal.

Seorang penulis harus memiliki cirri khas. Karena dari tulisannya lah karakternya bisa dkenang. Ada yang emnulis dengan penuh jenaka, ada yang melankolis, ada yang brutal romantisnya.

Dulu, media menulis adalah kertas dan pulpen. Sekarang? Sudah berubah..

rata-rata banyak yang menulis medianya keyboard dan monitor, yang bahasa gaulnya komputer. Tapi sampai sekarang ada juga yang menulis pake mesin tik (contoh: anak teknink)

Permasalahn manusi sekarang adalah mereka malas menulis karena Buntu Ide (sperti saya sekarang, nda taumi apa lagi mau saya tulis kasi’na)

Oiya, untuk menjadi penulis yang baik, kita juga harus banyak membaca. Supaya banyak ilmu yang masuk dan menambah perbendaharaan kata.

Apa lagi yah???oiya, usahakan menulis dengan huruf yang dimengerti, jangan s3p3Rti iNi!!

Akhir kata, sekian dulu tulisan saya.Maaf kalau jelek karena tidak ada manusia yang bagus tulisannya di bumi ini. Makasih sudah betah membaca. Wassalam..

(oiya, saya suka menulis karena saya jablay)


penulis Alstrojo Galau
di sudut ruangan
20:34 waktu Indonesia galau
 

Berbagi dengan “Menulis”

Saat dirasa menulis itu menyenagkan.Apalagi hal-hal yang di dalam pikiran kita. Kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Menulis salah satu cra yang diajarkan oleh guru-guru kita pada waktu kecil atau sewaktu bersekolah. Mulai menulis huruf alfabet A sampai Z. Jadi dan jadi pada dasarnya kita sebenarnya sudah dari kecil bisa menulis.

Banyak orang menjadikan menulis sebagai hobby, menulis cerita komik, buku, novel, dsb. Lain halnya seseorang yang menulis untuk berbagi. Baik informasi, perasaan, surat. Kita kadang senang saja kalau membaca tulisan yang isinya barmanfaat bagi kita, orang-orang pintar yang berhasil membuat banyak buku. Memang cara pandangnya, sebelum menulis diapun harus mencari data-data lalu ia muat dalam bukunya. Ada orang yang senang menulis jika tulisannya bisa dibaca oleh banyak orang. Apalagi hal-hal yang ditulisnya itu diikuti oleh si pembaca. Pembaca sekarang sangat pintar dan kritis dalam membaca tulisan baik di buku, novel, dan sebagainya. Si penulis ada baiknya mempunyai wawasan yang luas sebelum ia menulis, contoh-contoh tulisan yang baik sesuai kegiatan dan kebenaran. Banyak hal dalam menulis perlu diperhatikan. Inimi salah satu enaknya menulis, kita bisa beropini sesuai dengan kemauan kita, bisa mengeksplorasi pikiran kita, kita tentukan judul sendiri lalu menulis isinya sesuai dengan pikiran kita. Saya sendiri sebagai penulis yang baru menempuh awal jalan masih perlu belajar menulis. Ala bisa karena terbiasa. Masih perlu juga memperbaiki tulisan, latihan-latihan menulis, paling baik melatih diri kita, mulai zaman batu sampai zaman modern begini kita perlu mempunyai modal untuk masa depan, saya juga kurang paham apa yang kutulis, mungkin pola piker yang belum tersusun rapi, menulis gini-gini paling enak kalau santai-santai. Insya Allah, saya juga berusaha kelak bisa menjadi penulis yang baik bagi keluarga, sahabat, dan masyarakat. Utamakan membaca dan menulis. Kesimpulannya, dengan menulis, terus menulis, dan menulis lagi, menulis terus , kemudian menulis dan menulis ternyata menulis itu menyenagkan bila bisa “dibagi” untuk banyak orang.

(Akram, tempat: Kamar).

 

“Ayo Menulis Tulisan”

Ini tugas pertama timelines, tentang menulis. Menurut saya menulis itu suatu kegiatan yang labil, karena kadang-kadang menulis itu menyenangkan, tapi kadang-kadang juga menyebalkan.

Kalau anak-anak fotografi bisa bilang ‘Abadikan moment dengan gambar’, maka anak-anak penulis juga bisa bilang ‘abadikan momen dengan tulisan.’

Menulis itu menjadi menyenagkan ketika tengah malam, insomnia, inspirasi tiba-tiba muncul entah dari mana. Lalu kata per kata mengalir lagi-lagi dan lagi, terus sampai titik terakhir muncul pertanda tulisan selesai. lalu, kadang bisa jadi menyebalkan ketika diberi tugas, deadline dikumpul sudah dekat. Kata pertama bahkan belum dibuat.

Di dunia ini, banyak bentuk dan warna, yang bisa dideskripsikan lewat tulisan. Banyak orang dan hal-hal menarik untuk ditulis. Kita menulis banyak hal, orang lain membaca, dengan tulisan yang kita buat, orang lain jadi tahu hal-hal yang tidak dia tahu sebelumnya. Ketika kita menulis tentang kita suka makan sate, orang lain jadi tahu kalau makanan favorit kita itu sate. Juga hal-hal berat lainnya, seperti politik atau cobaan hidup.

Kita bisa jadi keren melalui tulisan. Kita bisa menuliskan tentang sesuatu yang tidak diketahui orang lain, lalu pakai nama pena. lalu, tulisan kita itu tentang sesuatu yang menggemparkan, misalnya seorang tokoh masyarakat yang dihormati ternyata psikopat, kita tulis dan di publish denga nama pena, misalnya ‘sang pembisik rahasia’ atau nama-nama misterius lainnya.

Tidak semua manusia adalah pendengar yang baik, tapi kertas dan pensil selalu punya ruang untuk setiap cerita, kalau kertasnya kosong dan pensilnya sudah runcing.

Menulis itu penting, buktinya saja dari TK kita sudah diajarkan untuk menulis. Waktu masih kecil pun, kita sudah dikenalkan dengan tulisan melalui buku-buku dongeng. Ada tiga hal yang dianggap sebagai standar orang pintar, yaitu menulis, membaca, dan berhitung. Seperti itulah pentingnya menulis. Banyak hal di dunia ini yang kadang lebih indah untuk dituliskan daripada untuk diceritakan.

banyak orang menjadikan menulis sebagai hobi sampai mata pencaharian. Banyak juga orang yang dikenal dan dikenang karena apa yang mereka tulis. Banyak orang yang dianggap hebat, bijaksana, tegar, bahkan lucu melalui tulisan-tulisan yang mereka buat. Banyak tulisan-tulisan yang sudah menyentuh sisi-sisi kemanusiaan orang lain, banyak tulisan yang hanya berakhir di sudut-sudut rak berdebu.

Intinya, tulisan itu banyak, karena banyak orang yang menulis.

Seperti tulisan Ostaf A.M yang saya baca tadi, saya setuju ketika dia bilang tulisan bisa mengabadikan cerita seperti aslinya, tidak seperti ucapan yang kadang berubah atau bermakna ambigu. Saya rasa semua orang itu jujr ketika menulis, kecuali orang-orang yang, hmm anda taulah siapa. Terkecuali seorang novelis yang mnulis cerita fiktif.

Menulis membuat orang lain lebih mengenal penulisnya. Cara pandang penulis terhaap sesuatu. Tulisan juga bisa menggambarkan karakter penulisnya.

Kisah pembunuh berantai, Zodiac, adalah salah satu kisah penulis yang fenomenal. Bagaimana Zodiac mengirim surat ke Kantor surat kabar untuk mengabarkan kegiatan membunuhnya, bagaimana dia membuat banyak orang penasaran melalui tulisannya, siapa korban berikutnya, bagaiman caranya membunuh, dan nama pena ‘Zodiac’ yang dia pakai membuat banyak orang penasaran. Lalu polisi yang menyelidiki Zodiac melalui tulisan tangannya. Tulisan.

Menulis itu sangat membebaskan, memang ada tauran-aturan menulis dalam bahasa Indonesia, tapi aturan-aturan itu tidak membatasi imajinasi dan kata-kata dalam tulisan itu. Aturan-aturan itu, hanya sebatas aturan penulisan, aturan itu justru mempercantik tulisan. Jarang ada aturan yang tidak membatasi. Menurut saya menulis itu membebaskan, karena dalam satu topik, orang-orang bisa menuliskan hal itu dari berbagai sisi, sesuai bagaimana imajinasinya bermain.


Novidia
09 pm
@Rumah Hajir
 

Aku Menulis Maka Aku Ada

Hari ini bermula dari hobiku membaca komik dan bahan bacaan lainnya yang membuatku berani untuk menuliskan semua ini. Walaupun sebenarnya menulis bukan hobiku, namun tetap pula ku coba. Hasilnya? yah, masih jauh dari memuaskan lah. namun setidaknya saya telah menjalani prosesnya.

Menulis, Menulis itu apa? Gunanya menulis apa? Apa ada yang berguna bila kau menulis? Kadang ku piker ada benarnya juga pertanyaan seperti itu. Namun kucoba untuk membuang jauh-jauh pikiran seperti itu. Menulis adalah kegiatan. Kegiatan apa? Ya menulis lah, hahaha! jawabana yang aneh. Tapi yang pasti, sampai saat ini, belum juga ku temukan definisi yang pas untuk pertanyaan “apa itu menulis?”

Gunanya menulis apa? Banyak sekali ternyata, salah satunya adalah dokumentasi hidup. Memang dokumentasi selama ini lebih identik dengan foto, namu foto tidak akan mampu menjelaskan semua hal yang pernah kita alami. Tapi tulisan? tentu saja bisa. Tidak percaya? coba saja buat tulisan tentang tempat-tempat yang pernah kalian datangi, percaya saja bahwa hal itu akan member sedikit motivasi bagi orang-orag yang membacanya dan belum pernah ke tempat itu.

Contohnya saya sendiri. Saya pernah membaca tulisan di blog seseorang yang menceritakan tentang keindahan alam di pulau Lombok. Setelah membaca tulisan itu, saya jadi bersemangat untuk pergi kesana. Dan setelah menabung, akhirnya saya bisa kesana, meskipun hanya tiga hari dua malam, tapi itu sudah lebih dari cukup. Disana saya bisa mendapatkan penginapan yang sebenarnya sangat mahal (hanya menelima dollar) namun saya bisa tinggal selama tiga hari tanpa membayar satu rupiah pun! I’m lucky you know, haha. Karena siapa? Tentu saja karena tulisan itu. Dalam jurnal itu, tertera nomor telepon seorang agent. Yang ternyata seorang agent travel khusus backpacker. Saya hanya bertanya tentang penginapan yang murah, tapi katnya berhubung dia punya link di Hotel tersebut (Seggigi Hotel Beach) maka saya tinggal berdua dengan kenalannya tersebut. Dan ternyata kenalannya tersebut seorang wanita! Tidak mungkin saya akan tidur dalam satu ranjang berdua (semoga…hehe) maka dia memberikan kunci kamarnya kepada saya, dan dia tidur berdua dengan temannya. Alasannya “sesame backpacker harus saling tolong menolong”.


Keberuntunganku bukan sampai disitu saja, saat pagi hari dan hendak berenangdi Pantai Senggigi, seorang Ibu berumur sekitar 50 tahun sedang kesusahan membawa barang bawaannya dan dia meminta bantuanku untuk diantarkan ke kamarnya. Mungkin dia mengira saya adalah seorang bell boy (nasib…nasib), tapi setelah saya menjelaskan bahwa saya adalah tamu hotel juga, dia segera minta maaf. 


Sebenarnya saya tidak mengharapkan apa-apa dari kejadian tersebut, namun ibu itu malah memberiku beberapa lembar uang Rp. 100.000. Kalau kulihat sekilas, sepertinya sekitar tiga ratus ribu, amun setelah ku hitung ternyata Rp. 600.000! Alangkah girangnya diriku, maka setelah mengucapkan terima kasih melalui interphone, saya langsung berangkat ke kediaman suku sasak. Saat saya akan berangkat, ternyata saya kembali bertemu dengan ibu itu, setelah terjadi pertanyaan tentang tujuan hari ini, maka ibu itu mengajak saya untuk ikut dengan rombongan yang ternyata rombongan pegawai dinas PU Kota Surabaya. Dan sampai hari terakhir saya tetap ikut dengan rombongan pegawai tersebut.
Itu tadi adalah sepenggal kisah cerita dariku tentang pengalaman dari tulisan. Meskipun saat ini baru belajar menulis, semoga sepenggal kisah tentang pengalaman hidupku bisa menjadi motivasi bagi yang membacanya. Harap maklum dengan tulisan yang susah dicerna oleh mata, kekurangannya mohon dimaafkan.


Oh iya, Salam Great 2010, Salam biru merah.
Viva Kosmik
Viva Timelines 2011

Mubin
 


“Me-Tulis”

Menulis, sebuah kata yang lahir dengan awalan me dan kata tulis. Menurut saya, menulis adalah sebuah kegiatan di saat seorang yang menuangkan pemikiran-pemikirannya pada selebaran yang nantinya akan tersusun alfabet-alfabet membentuk sebuah fonem, yang kemudian fonem tersebut tersususn secara teratur membentuk sebuah kalimat. Kalimat sendiri, jika tersusun secara teratur yang ditiap kalimatnya saling berkaitan akan membetuk sebuah paragraph. Begitupula dengan paragraph, paragraph yang tersusun secara teratur yang saling berkaitan akan membentuk sebuah cerita.

Seseorang yang melakukan kegiatan menulis disebut sebagai penulis. Sebuah kata berwalan pe- yang mengartikan orang yang melakukan tulis. Hasil menulis seseorang disebut dengan tulisan, sebuah kata berakhiran an- yang mengartikan hasil dari kegiatan menulis.

Dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, kegiatan menulis sendiri memiliki tata cara dan aturan-aturan tertentu yang terikat pada paraturan EYD sehingga tulisan tersebut menilai benar.


Kegiatan menulis banyak ragamnya, menulis cerita, menulis berita, menulis laporan, dan lain-lain. Sehingga, menulis terbagi menjadi dua bagian, yaitu fiksi dan non fiksi.


Seorang yang melakukan kegiatan menulis tidak dapat secara langsung melakukannya tanpa melewati fase-fase seperti mendengar, melihat, dan merasakan yang nantinya akan menjadi acuan untuk melakukan kegiatan menulis.


Kegiatan menulis dapat dilakukan oleh siapa saja, yang terpenting orang tersebut memiliki keinginan untuk menulis. Menulis juga dapat dilakukan dimana saja, tergantung oleh siapa yang menulis sesuai keinginannya.


menulis dapat merubah dunia”. Sebuah kalimat pendek yang bermakna besar. Ya, menulis adalah salah satu penggerak terjadinya sebuah perubahan. dengan menulis yang menghasilkan sebuah tulisan yang di dalamnya memiliki kekuatan besar mampu terjadinya pergerakan di tiap pembacanya.


Menulis tidak hanya dapat dilakukan pada lembaran kertas, tidak hanya pada sebuah buku, tidak hanya pada batu dan di dinding gua pada masa purba, tetapi juga dapat dilakukan di media-media massa seiring perkembangan globalisasi. FB, twitter, friendster, BBM, dll adalah media-media yang dapat menjadi wadah kegiatan menulis.


Setiap orang memiliki gaya menulis tersendiri, namun terkadang sebagian orang tidak percaya diri untuk menampilkan tulisannya kepaa orang lain, yang selalu merasa “tulisan saya jelek!!!”. Tidak ada kata jelek dalam menulis, apa yang kita tuangkan dalam tulisan kita belum tentu ada dalam pemikiran orang lain. Jadi, tidak ada kalimat untuk “tulisan saya jelek!!!”.

selembar tulisan sejuta cerita”. Selembar tulisan tidak hanya akan dibaca oleh satu orang saja, dan tiap orang-orang yang membaca tulisan kita memiliki perspektif masing-masing.

Menulis Pangkal Tenar”, dengan semakin banyaknya tulisan semakin tenarlah penulis tersebut, Dan hasil tulisan tersebut mau tidak mau akan mengabadi, baik bagi penulisnya maupun pembacanya.

Pada malan ini, tepat pada tanggal 27 mei 2011 di Jalan Sepakat No. 73 terlaksana sebuah kegiatan pelatihan Timelines yang berkaitan erat dengan jurnalistik yang pada dasarnya kegiatan menulis. Pada kegiatan timelines ini bertemakan “Bebaskan dirimu melalui goresan pena”, adalah sebuah tema yang bermakna besar. Melalui tulisan-tulisan kita, kita dapat berkreasi, kita dapat bebas menuangkan pemikiran-pemikiran kita dengan kegiatan menulis.

Aku menulis maka Aku ada”, aku temukan diriku melalui tulisan-tulisanku.

Diah Rachmayanti R
Kosmik 2010
20.50 wita, 27 mei 2011. Jl. Sepakat No.73 Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, Bumi SD.

“Miracle dari Tulisanmu”

Apa itu menulis? Mengapa dengan tema yang ada yaitu “menulis” sudah sangat banyak deretan-deretan arti yang lahir di kepala tiap-tiap manusia atau individu. ada yang mengatakan menulis adalam menulis dalam arti bahwa kita memegang pulpen dan menggoreskan tintanya pada selembar kertas. Ada yang menganggap tidak mesti seperti itu, menulis juga bisa di “Imajinasikan”. Dengan imajinasi kita bisa menulis.

Yah, memang ada banyak pengertian mengenai arti kata “menulis” itu sendiri, entah itu secara harfiah atau dalam arti sebenarnya dan bisa juga menurut kamus ataupun para ahli. Silahkan mengekspresikan apa arti kata menulis itu.

Karena hanya untuk membahas satu kata tersebut, 30 menit tidak cukup dapat menyatukan dua atau tiga lebih pemikiran yang lahir dari pribadi individu yang berbeda-beda. jadi disini saya simpulkan menulis adalah MENULIS (Sesuai pemikiran masing-masing individu yang ada).

Bagaimana tulisan itu lahir? tulisan lahir karena adanya kemauan dan keinginan kuat untuk melahirkan sebuah tulisan. Apapun bentuk dan tata cara penulisan itu ada, dia tetap akan sama. Sama dalam arti ‘dia’ tetap saja tulisan walaupun dalam bentuk dan wujud yang berbeda. Sebuah tulisan tidak ada yang jelek. Tulisan tetap saja tulisan, yang membedakan tulisan yang satu dengan lainnya hanyalah isi dari tulisan itu sendiri.

Dimanapun kita berada, kita tetap saja bisa melahirkan tulisan. Tidak ada hambatan jika kita betul-betul ingin menulis. Semua hanya tergantung pada apa yang ingin kita tulis. Sebenrnya kondisi fisik, jiwa dan psikologi sangat berpengaruh pada tulisan yang akan kita buat. contohnya saja orang yang lagi dalam keadaan sedih, pastinya tulisan yang ia lahirkan pun pasti bercerita tentang kesediahan, sesuai denga apa ynag ia rasakan dan masih banyak contoh yang lain.

Menulis dapat dikatakn berhasil apabila pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah tulisan tersebut dapat sampai ke pembaca sehingga Ia dapat merasakan apa yang penulis rasakan. Menulis bisa menghidupkan sebuah cerita garing menjadi “asyik” apabila penulis tersebut betul-betul melibatkan apa yang ia rasakan, pikirkan, serta ingin ia tujukkan pada pembaca. Siapapun itu, bagaimanapun sifat, kebiasaan atau pribadi seseorang dalam menulis, dia tetap saja seorang penulis selama dia memang merasa ia bisa menulis.

Tidak ada yang salah dalam menulis karena dalam menulis, “Hukum” tidak berlaku tidak ada jaksa ataupun tersangka dalam melakukan penulisan. Semua orang bebas, memiliki hak yang sama dalam mengembangkan kretifitas, imajinasi, serta kemahiran dalam menyusun kata demi kata untuk merangkai sebuah tulisan. Kita bisa terus menerus bangkit di dalam tulisan-tulisan kita. Adanya makna tersirat yang dapat kita lahirkan dari menulis. Ada ribuan perasaan bahagia yang dapat kita luapkan lewat menulis. Bahkan pemulihan jiwa sekalipun dapat terjadi dengan menulis. Ada banyak keajaiban dari menulis. Maka menulislah dan temukan “miracle” dalam hidup dan tulisanmu.
-Nung-

Tulisan tentang menulis

Kata orang menulis itu harus ada bakat terlahir, harus pandai dan berwawasan luas. Namun bagi saya, menulis itu universal. semua orang dapat menulis, semua orang bias menggoreskan penanya di atas secarik kertas. Akan tetapi ada yang namanya menulis indah ataupun menulis berkualitas. Apabila mengukur dari kadar kualitas tulisan tidak semua dapat langsung menguasai, karena semua butuh proses.

Menulis itu lebih kepada menuangkan apa yang ada dalam pikiran dan benak kita. Tapi, tidak semua orang memiliki tipe dan cara menulis yang sama. Masing-masing orang berbeda, ada yang bias menulis kapanpun dan dimanapun. Namun ada juga orang yang bisa menulis tergantung mood, atau mereka menulis butuh inspirasi atau ide terlebih dahulu dengan cara menyendiri di tempat sepi yang jauh hiruk pikuk keramaian. Yah, itu kembali lagi pada diri masing-masing orangnya.

Bagi beberapa orang, menulis itu panggilan jiwa atau candu. Apabila tidak menulis, rasanya ada yang hilang dari dirinya. Namun untuk beberapa orang, menulis itu hanya untuk sekedar curhat dan pengungkapan perasaan belaka.

Di era sekarang ini, dimana globalisasi teknologi mewabah, begitu banyak media yang dapat menampung minat menulis kita. Tidak mesti menulis hrus di atas secarik kertas dengan menggunakan pena, namun dengan berbagai situs/ website kita dipermudahkan dalam menulis. Dengan bantuan teknologi computer dan jaringan internet, kita bisa menuang ide-ide tulisan kita dalam sosial media blog ataupun sosial jejaring twitter yang merupakan mikro blog.

Menulis di secarik kertas ataupun di media blog/mikro-blog kita tidak boleh asal-asalan. Dalam menulis sesuai dengan porsi yang berkualitas, ada yang namanya etika. Kita harus menjaga yang namanya etika menulis agar kita bisa menghargai setiap torehan huruf, kata atau kalimat yang kita buat.

Akan tetapi timbul erbagai opini dan rumor yang membuat minat menulis seseorang berkurang atau menghilang. Opini atau rumor itu mengungkapkan bahwa “Seorang penulis sejati adalah penulis dengan goresan penanya di atas secarik kertas. Namu, kembali lagi menulis itu lebih kepada minat atau passion. Tidak peduli dengan atau melalui media apa kita menulis, asalkan itu asli karya kita sendiri atau orisinil tanpa contekan atau mencuri dari karya orang lain. Seperti kata kakak senior saya, Kak debra, “Tidak ada penentuan benar atau salah dengan tulisan yang kita buat, tidak seorangpun yang berhak menghakimi sesuatu yang kita anggap benar”.

Dengan menulis, kita telah menyumbang sebagian kecil dari yang kita punya untuk gudang dan ilmu dunia. Dengan menulis kita telah menorehkan jejak kita dalam garis sejarah panjang kehidupan. dengan menulis, secara tidak langsung kita juga menggali minat baca pribadi. Dengan menulis ilmu kita akan semakin bertambah. Dengan menulis, kita juga menambah teman. Dengan menulis, tidak ada sesuatu yang merugikan kita. Karena dengan menulis semuanya terasa lebih indah.

Pantang menyerah dan terus berusaha merupakan kunci dalam menulis. Dalam menulis kita perlu berproses untuk berkembang, dan untuk lebih maju.

Berbekal semangat dan minat yang besar dan memegang teguh kunci keberhasilan di atas, saya mulai menekuni dunia menulis. Mulai dari yang terkecil, sampai yang paling susah. Mulai dari secarik kertas sampai dengan bantuan media computer., saya mempelajari dunia menulis. Dari yang awalnya coba-coba sampai menekuni dengan serius, menulis perlahan menjadi bagian dari perjalanan kisah hidupku yang masih panjang.

Mengutip kata seorang penulis terkenal di Indonesia, Mbak R. Ajeng, menulis di blog itu ada 3M+1M

Mengupdate, Mengunjungi, Mengomentari.+ Menghasilkan.


Sekian dan terimakasih.

Denny Dewanna, di Saudara Hajir Muis, Jl. Sepakat No.73, pada pukul 19.50-20.30 wita (@denidewann, www.1750sore.blogspot.com)

Menulis yang berubah arti

Dalam rentetan waktu kehidupan, dimana saya mengecap pendidikan formal. Menulis merupakan bagian terburuk yang saya rasakan, menjadi hal yang paling melelahkan dan bahkan menjadi hal yang paling saya takuti, baik di kelas maupun saat ada tugas rumahan. Alasannya, karena tulisan saya sangat buruk (jelas). Saat ini saya merasa lucu bisa duduk di bangku perkuliahan dimana keadaan dimana keadaan di masa sekolah dasar (SD), sekolah menengh pertama (SMP), bahkan sekolah menengah atas (SMA) masih melebar di telapak tanganku ( menulis tidak indah).
Pikir saya di waktu masih SD, suatu saat tulisan saya perlahan akan berubah menjadi lebih baik tapi anehnya hingga saat ini tulisan saya masih aneh-aneh saja. Tapi mungkin semua ini tulisan-tulisan saya tak kunjung pulih (tidak kunjung bagus) karena kebiasaan saya sungggu sangat malas menulis.
Dahulu pikir saya menulis adalah hal yang tidak ada manfaatnya. “ ngapain capek-capek menulis kan kita punya buku cetak”. Itu kata-kata pembenaran untuk tidak menulis sedari saya menjadi kelas 4 (empat) SD hingga SMA beberapa tahun yang lalu. Kemudian saya merasa aneh ketika masukke dunia perkuliahan, saya merupakan orang yang merasa memiliki ingatan yang kuat tapi sewaktu masuk pada sebuah kelas di bangku perkuliahan, ingatan yang begitu saya andalkan kini menjadi hambatan. Menyusun kalimat untuk diucapkan dengan mengandalkan memori di kepalaku sungguh pernah membuat saya malu di muka umum karena sebuah kesalahan konsep, konsep yang ada dalam kepalaku pada saat saya ucapkan menjadi berubah dan berimbas pada tertawaan teman-teman pada saya.
Dari kisah tadi saya banyak belajar tentang arti menulis (maksud saya jadi tertarik untuk menulis). Banyak kelebihan kita menulis dibandingkan sekedar mengingat. Menulis bersifat abadi, menulis lebih terstruktur jadi kalo masa di bahasakan (lisan), tingkat kesalah menjadi lebih efektif.
Apakah menulis cuma sekedar hal yang membosankan ? sekarang jawabku “TIDAK”.
Sekarang menulis telah berubah arti menjadi hal yang menyenangkan, bermanfaat, dan membantu memori kepala dalam menyimpan data. Mungkin saat ini tulisan saya tidak kunjung sehat (baca: bagus) tapi sekali lagi dunia telah berubah menulis kini berubah arti. Menyenangkan, bersahabat, KOSMIK, Baruga, dan ? hal-hal itu yang teringat ketika disebut kata “menulis”.
Dan pada akhirnya saat ini tanggal 27 Mei 2011 tepat di rumah hijau di jalan sepakat dalam pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan Biro Baruga, salah satu biro di KOSMIK. Keluarga baru setelah saya menginjakkan kaki di Universitas Hasanuddin, saya pun mengikuti pelatihan yang dahulu menakutkan “menulis” . Ya! Demi agar mampu untuk menulis atau sekedar berani untuk menulis.
aku menulis maka aku ADA” mungkin menjadi kalimat terkeren hari ini. Semua telah berubah. Menulis telah merubahku, dan berubah hanya demi menulis. Sekian

H.M
27 Mei 2011 20:00 PM

-Menulis-

Menulis, mungkin kata itu mudah buat sebagian orang tapi bisa juga kata yang sulit bagi sebagian orang dan yang terburuk menulis itu merupakan suatu kata yang asing bagi yang tidak pernah mengeyam bangku pendidikan. Oh, masih ada yang lebih buruk, menulis itu adalah suatu kata yang mengerikan bagi sebagian orang.
Kalau buat saya sendiri menulis itu wajib hukumnya, masih teringat waktu dulu mamaku mengajarkan saya alfabet, mulai disuruh menulis huruf “A” bsar sebanyak satu lembar mirrage, huruf “a” kecil yang juga sebanyak satu lembar kertas mirrage, hingga habis kedua puluh delapan alfabet itu dikali dua dengan satu lembar untuk masing-masing hurufnya. Tapi hal itu pun berguna pada akhirnya, kenapa? Sekarang saya sudah hafal alfabet mulai dari huruf kapital sampai huruf kecilnya. Karena menulis juga saya bisa buat catatan apa saja, mulai dari catatan waktu SD, catatan waktu SMP, catatan waktu SMA, catatan kuliah, bahkan catatan hutang teman-temanku juga.
Tidak semau orang di dunia itu beruntung, setidak beruntungnya kehidupan kita akan tetapi tetaplah kita memiliki sisi keburuntungan yag lebih banyak dibandingkan dengan mahluk lainnya. Apa contohnya? Menulis. Lebih banyak orang yang tidak bersyukur, karena dirinya bisa menulis, ada yang bilang “ah, tulisan tangan saya jelek”. Ada juga yang bilang “ Ah, susunan kata saya tidak rapih”, bahkan ada juga yang bilang “ah, saya tidak bisa menulis karena tulisan saya tidak rapih dan tidak baku kata-kata nya”. Hal-hal seperti itu haruslah kita hindari, kita harus bersyukur karena setidaknya kita bisa menulis. Menulis itu menurut saya tidak harus dengan tulisan yang bagus, tidak harus dengan kata-kata yang baku juga. Kalau menurut saya tulisan itu adalah turunan / differensial (versi matematika) dari pikiran seseorang atau apa yang ada di kepala seseorang itu tersurat bahkan tersirat dari tulisan yang ditulisnya.
Menulis, mungkin hal yang biasa buat sebagian orang, namun bisa juga menjadi kata yang luar biasa buat orang-orang tertentu. Saya teringat dengan adik saya yang paling bungsu disaat pertama dia belajar menulis. Saya melihat bahwa anak-anak sangat antusias dalam hal tulis menulis, mereka terlihat begitu antusias, sampai-sampai tidak hanya di buku saya rentetan alfabet itu mereka lukiskan. Bahkan hingga ke tembok rumah, pintu kamar bahkan di tanah juga di jendela yang baru saja dibersihkan.
Menulis. Tidak boleh sembarangan dalam menulis. Bukan sembarangan dalam artian EYD nya, memang hal itu juga penting tapi yang lebih penting itu adalah isi dari tulisan itu. Jangan menulis untuk hal-hal yang buruk seperti teror, surat kaleng, pengakuan palsu bahkan surat palsu yang harus ditanda tangani ( seperti ala-ala sinetron) yang intinya bisa merugikan orang yang tidak tahu apa isi dari tulisan tersebut.
Menulis, hari ini semua orang pasti menulis. Tidak ada yang tidak menulis. Mulai dari menulis list apa yang akan dilakukan hari ini, menulis catatan dari apa yang telah diterima di sekolah atau bangku kuliah, mnulis chatkepada teman di kertas di kala bosan saat jam kuliaj dan masih banyak juga hal lainnya.
Hari ini zaman sudah canggih, orang-orang tidak lagi menulis dengan cara manual memakai pensil, pulpen atau kuas ala-ala zaman kerajaan dulu. Teknologi memfasilitasinya, kita isa menulis di komputer bahakn di handphone. Tidak seperti zaman dahulu yang notabene nya kalau menulis harus mengukir di atas batu.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia modern yang hidup di zaman modern sekarang ini haris bisa memanfaatkan media yang ada untuk dunia tulis menulis. Jangan mau terbuai oleh teknologi yang hanya dengan kecanggihannya saja. Akan tetapi hal itu juga harus diimbangi dengan pikiran kita tentang menulis yang semakin canggih juga. Jangan lupa kita juga harus bersyukur ! kenapa? Karena kita itu termasuk orang-orang beruntung di dunia yang hidup di zaman modern seperti ini, tidak seperti pendahulu kita yang hidup di zaman Paleolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum dulu.
Makanya ayo kita manfaatkan media yang ada. Bagi pengetahuan dan pengalaman dengan memanfaatkan media yang ada. Dengan menulis tulisan yang bermanfaat bagi sesama, kenapa harus berbagi ilmu? Karena seperti yang pernah guru SD yang dulu mengajarkan saya kalau berbagi ilmu itu tidak akan membuat ilmu yang ada di kepala kita hilang, akan tetapi ilmu itu akan semakin bertambah dan bertambah lagi.
Jayanti MMS
Jl. Sepakat no 73
27 Mei 2011

Menulis dan Aku

Menulis…

Apa itu menulis? Banyak makna untuk mengartikan apa itu menulis. Kamu membuat coretan berupa hurif-huruf, itu juga termasuk menulis. Untuk menggambarkan situasi, ada yang ingin kita sampaikan, semua itu bisa disalurkan melalui menulis.
Aku mulai suka menulis saat SD, dan kegemaranku dengan menulis itu dimulai saat aku menulis di buku diary. Walaupun mulai umur empat tahun aku sudah mulai diajar oleh ibuku cara menulis, kesukaanku terhadap menulis tidak pernah pudar. Bagiku, menulis itu sesuatu yang abadi, apa yang ingin aku sampaikan bisa dilakukan dengan menulis. Bersyukurlah kamu yang memiliki tangan dan bisa dilakukan untuk menulis. Banyak saudara kita yang kekurangan seperti memiliki kecacatan pada tangannya tapi dia mau berusaha menulis, baik itu menggunakan mulut ataupun kaki. Jangan sampai semangat kita kalah dengan mereka yang tidak sempurna fisiknya.
Dengan menulis, jika ada orang yang bisu dan aku tidak paham dengan yang ingin dia sampaikan, aku bisa menyuruhnya menulis. Begitu juga jika ada orang yang tuli dan akau ingin menyampaikan pesan padanya, aku bisa enulis di lembaran dan memberikan kepada orang tersebut. Bagaimana dengan orang buta? Kamu tahu tulisan braile? Kita bisa mempelajari tulisan itu dan menuliskan pesan yang ingin kita sampaikan dengan tulisan braile.
Banyak orang sukses yang bisa tersalur berkat dia menulis. Dan kita pun juga bisa seperti itu. Menulis itu tidak harus lewat pena dan kertas, kamu mengetik di laptop juga termasuk menulis tapi via elektronik.
Setelah membaca tulisan yang tadi dibagikan oleh Kak debra yang ditulis oleh Ostaf Al Mustafa, ternyata sejak zaman purbakala dulu sudah ada yang namanya menulis. Cuma cara yang dipakai oleh mereka dulu beda dengan cara kita sekarang.
Perlu diketahui juga, banyak manfaat yang akan kita peroleh dengan menulis. Karena apa? Menulis itu mudah dan tidak mahal. Kamu bisa menulis dimanapun selama itu tidak melanggar aturan tertulis. Jangan sampai karena kamu ingin menulis, tembok-tembok bangunan pun kamu jadikan tempat untuk menulis, dimana yang ada itu malah merepotkan dan bikin orang rugi.
Beberapa alasan yang membuat aku sangat menyukai menulis dan mungkin dari alasanku inilah kamu juga terinspirasi untuk menulis. Dari kecil aku sudah mulai menulis di buku harian dan sampai sekarang pun masih tersimpan, serta sudah banyak juga keluarga dan temanku yang membacanya. Saat aku beranjak dewasa, aku buka lagi buku harianku itu, dan aku terhibur dengan tulisan-tulisanku itu. Zaman semakin berkembang, dan akupun mulai menulis dengan dunia blog. Disini, aku membiarkan orang-orang membaca tulisanku dengan tujuan, aku ingin berbagi ceritaku dengan yang lain. Dengan menulis, orang-orang tahu aku.
Aku menginginkan sesuatu, yang aku lakukan adalah menulis!
Aku marah dan sedih, yang aku lakukan adalah menulis!
Aku mengagumi seseorang, yang aku lakukan adalah menulis!
Aku bingung melakukan sesuatu, yang aku lakukan adalah menulis!
Agar aku ingat sesuatu, yang aku lakukan adalah menulis!
Karena menulis, sudah aku jadikan bagian dari hidupku…^_^

Vani
Jl. Sepkat no.73 di lantai dua mulai pukul 19.50-20.27 wita

"Menulis"

Menulis” dapat diartikan dalam berbagai versi. Namun, menurutku menulis ialah menggoreskan pena di suatu wadah baik itu buku, daun, maupun tanah ataupun yang lainnya, yang tersusun atas huruf maupun angka.
Tak dapat diketahui secara pasti kapan manusia mulai menulis. Namun, pada dasarnya menulis dimanfaatkan untuk menumpahkan pikiran yang terkurung di dalam otak. Tulisan itu mewakili pemikiran dan perasaan penulisnya. Bagi sebagian orang, menulis dapat menjadi alternatif pengurangan beban pikiran, menulis dapat membantu kita menghilangkan rasa gundah gelisah yang sangat membebani pikiran.
Menulis”, apa sich susahnya menulis? Apa sich repotnya menulis? Mengapa sebagian besar orang berkata jika menulis itu susah. Memang, secara konsep menulis itu mudah. Namun, jika kita mempraktekannya, ternyata menulis itu sulit. Menulis itu bukan hanya sekedar menulis. Menulis mengandung nilai seni. Menulis memiliki nilai keindahan. Tulisan yang kita tulis memiliki kekuatan, yang dapat menggerakkan hati pembacanya.
Ketika kita menulis, misalnya sebuah cerpen, terkaang kita terjebak pada satu titik, dimana kita tidak tahu apa yang harus kita tulis, bagaimana kelanjutan ceritanya. Imajinasi kita tiba-tiba tersendak, dan hal tersebut membuat kita tidak mampu melanjutkan tulisan kita. Ternyata, kita tidak bisa sembarang menulis. Kita harus mempertahankan focus cerita agar orang yang membaca tulisan tersebut dapat memahaminya. Apalah artinya kita menulis jika pada kairnya tulisan yang kita buat tidak dapat dipahami orang lain.
Setiap tulisan yang tercipata dari hasil goresan pena seseorang memiliki makna. Menurutku, tidak aa tulisan yang dibuat hanya untuk dibuat saja, tanpa aa makna dibalik tulisan tersebut. Intinya, bagaimanapun rancunya sebuah tulisan pasti mewakili sebuah pikiran manusia.
Menulis sama halnya dengan berbicara. Menulis juga dapat mempengaruhi orang lain agar mengikuti dan mengiyakan apa yang dibahasakan oleh seorang penulis. Menulis seperti nyanyian yang dapat menghanyutkan perasaan seorang pembaca. Ketika orang lain dapat hanyut dalam sebuah tulisan, maka berarti penulis itu telah menulis dengan baik.
Menulis bukan hanya bermanfaat untuk mempengaruhi orang lain, namun menulis juga dapat menjadi sejarah masa lalu yang dapat dikenang selalu. Menulis melahirkan bukti abadi, bukti yang kekal yang tak akan lekang dimakan waktu.
Kejadian yang terjadi di masa lalu dapat diketahui kembali dengan membaca tulisan. Bukti abadi ini akan menjadi kenangan tak terlupakan yang tak akan terulang kembali.
Jika kita ingin memutar waktu hanya untuk mengetahui sebuah cerita, maka cukuplah kita membaca cerita sejarah.
Begitu besar pengaruh menulis tak dapat dipahami oleh semua orang. Semangat menulis hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Menulis sebenarnya sangat rumit. ibutuhkan energy yang besar untuk menghasilkan sebuah tulisan bermutu.
Menulis sangat melelahkan bagi sebagian orang. Katanya, menulis membuat jari-jari pegal. Menghabiska tenaga yang begitu banyak, Rempong, ribet! Tapi ya sudahlah, itu kan kata sebagian orang, sebagian lagi tidak.
so, semangat bagi para pencinta menulis. Bebaskan dirimu melalui goresan pena.
27 mei 2011
Kaderia Iqbal, Jl. Sepakat No.73

Menulis itu hati

Menulis, saat menulis kata pertama yang akan ditulis merupakan sesuatu yang susah untuk didapatkan. Apa yang akan saya tulis, apa yang menjadi topik, siapa yang akan saya ceritakan di tulisan ini, dan masih banyak kebingungan lainnya. Namun, saat satu kata saja telah saya dapatkan, maka mengalirlah kata-kata lain yang siap untuk kita muntahkan.
Menulis itu indah, menulis itu ibadah. Maka dari itu saya menulis. Kadang banyak orang lebih senang membaca daripada menulis. Alasan yang sederhana saja tentunya. Membaca hanya perlu mata, suasana yang mendukung, dan penghayatan terhadap apa yang dibaca. Menulis? banyak yang dibutuhkan. Mulai dari alat tulis, ide tulisan, topic, imajinasi, dan HATI….Ya, hati. Menulislah dengan hati, maka semua yang kita tulis akan tersampaikan ke hati mereka yang membacanya.
Banyak media yang dapat digunakan untuk kita menulis. Kertas, blog, FB, bahkan sms saja bisa dijadikan untuk media menulis. Menulis apa saja yang ada di pikiran dan hati kita. Salurkan apa yang ada di hati dan pikiran kita melalui tulisan. Mulailah belajar kejujuran dari menulis. Menulis merupakan proses menyampaikan apa yang ada di hati dan pikiran kita, dengan menulis saya dapat menumpahkan segala kepenatan yang ada. Menulis juga bisa sebagai terapi jiwa. Tidak peduli dengan apa yang saya tulis, selama itu dari hati, maka semua indah.
Saya senang menulis, tapi mungkin masih perlu banyak belajar. Masih perlu diasah lebih lagi. Bermula menulis tentang daftar nama-nama sahabatku atau musuhku. Bermula dari situ saja. Kemudian berlanjut dengan cerita-cerita yang lain. Media pertama saya menulis adalah diary. Benar sekali kalau menulis itu media kejujuran juga. Karena dari hati..
Menulis, kegiatan yang asik. Tidak butuh sesuatu benda yang mahal menulis, cukup pena, tulisan, ide, dan hati. Maka semua keluar. Menulis layaknya membebaskan diri saya, kemudian kita semua dari jeratan tali yang mengikat. Karena dengan tulisan, kita bebas tuangkan segalanya. Saya biasanya menulis lebih kepada apa yang saya lakukan, kejadian apa yang saya alami. Perasaan apa yang sedang menguasai saya. Bukan saja penulis yang bisa menulis kata-kata yang indah, siapa saja, kapan saja, dimana saja, dan melalui apa saja kita bisa menulis.
Bersyukurlah karena kita mengenal huruf A sampai Z, jika tidak, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi? Terbelenggu saja, tak tahu apa yang harus disampaikan. benar, kalau menulis itu indah.
Sering saya membaca tentangsebuah kalimat ‘letak kejujuran seseorang ada pada matanya’ , tapi sepertinya ada yang lain. Letak kejujuran seseorang ada pada apa yang ia tulis (menurutku)….
Bagi saya pribadi, menulis bukan saja saat kita menulis beberapa paragraph indah, tapi dengan satu kalimat saja itu juga bisa dikatakan menulis.
Menulis saat semua perlengkapan sudah siap maka jangan dulu menulis. ada hal penting dan utama yang perlu disiapkan. Apa itu? HATI…Saat hatimu tulus, sedang tidak dalam keadaan tercemar, maka menulislah. Karena, apa yang kau tulis akan tersampaikan ke hati orang lain dengan baik, perlahan dia akan mulai masuk menggabungkan dirinya ke dalam apa yang kau tulis. dan sebaliknya.
Dengan menulis, kita seakan membuat lautan kata yang indah, mengajak orang lain untuk menyelam lebih dalam ke dalam lautan kata yang kita buat. Seakan-akan kita mengajak orang lain untuk merasakan setiap kata yang kita tulis. Ikut terbawa arus dengan kata-kata.
Menulis, melalui tulisan kita bisa mempermainkan perasaan orang lain. Kita mengaduk-aduk perasaannya, merubah-rubah emosinya, merubah ekspresi wajahnya, merubah penilaian orang lain, dan sikap kita selanjutnya. Apa mau dilanjutkan atau tidak.
Sekali lagi, menulislah dari hati. Beribadahlah melalui tulisan. Beramal lah dengan tulisan. Buatlah lautan katamu….Saya ingin bisa menuis dengan baik, menyampaikan dengan baik apa yang ingin saya sampaikan, dan berpengaruh yang baik kepada mereka yang menyelam dalam lautan kata saya.

created by: Unhy Waliulu
Jln. Sepakat No.73 (Rumah besar berdinding hijau menjadi saksi tulisan ini ada)
 

“TULISANMU ADALAH JEJAKMU”

Menulis adalah kegiatan yang membuat pena, pensil meliuk liuk. Tidak hanya sebatas pada hal tersebut, aktifitas berimajinasi dan mengapresiasikan untaian huruf menjadi kata, untaian kata menjadi kalimat, untaian kalimat menjadi wacana, yang dihasilkan dari tombol-tombol yang terkoneksi dengan satu kotak kaca yang sepakat kita sebut sebagai Komputer, laptop, note book, dll, itupun disebut menulis. Menulis menjadi katifitas yang sangat mengasyikan.
Meski tidak ada tahun yang sedemikian pasti yang menunjukkan kapan pastinya manusia pertama kali menulis terlebih untuk menulis dengan tujuan untuk memberitakan aktivitas-aktivitas (Ostaf Al Mustafa:2011), namun kira-kira 5300 tahun lalu, manusia sudah bisa menyampaikan sesuatu tidak hanya secara verbal, namun juga melalui gambar.
Menulis bagi sebagian orang adalah candu. Candu yang membuat orang-orang senantiasa merindukannya. Menulis pun ibarat setetes air di gurun pasir. Mungkin tidak akan berpengaruh bagi mereka yang tinggal dan menetap di tengah telaga. Tapi, tidak demikian adanya dengan mereka yang berada di gurun pasir. Menulis akan menjadi obat pelepas dahaga.
Banyak orang yang menjadi besar dan indah dengan menulis. Tengok saja, Habiburrahman El-Shirazy, Andrea Hirata, J.K Rowling, dll. Andrea Hirata misalnya, siapa yang bisa menjamin bahwa anda akan mengetahui keberadaan sosok Andrea Hirata ketika ia hanya duduk bersanding dengan profesi pengajarnya di salah satu pergguruan tinggi di Bandung? Untuk kalian yang berada di luar atmosfer kampus tempatnya mengajar, saya berani mengatakan, TIDAK! Andrea Hirata malah menjadi sosok yang hangat terdengar ketika ia berani dan mampu menuliskan kisah nyata dengan sedikit racikan imajinasi di atas novel tetraloginya. Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Siapa yang tidak pernah melihat jejeran buku tersebut di deretan buku “Best Seler” di Gramedia atau pusat penjualan buku?
Jika tidak, mungkin anda harus lebih sering berkunjung di tempat-tempat penjualan buku misalnya.
Ada lagi, Pramoedya Ananta Toer. Pada tahun 1998, ketika segala pergerakan melawan pemerintahan itu dibungkam, hingga seorang Pramoedya Ananta Toer ditahan, di balik jeruji besi pun ia tetap menulis. Untaian kata sastra menjadi lekat denagnnya. Pada buku ke dua dari tetraloginya yang berjudul “Anak Semua Bangsa” terdapat dialog yang cukup menyentuh, “tahukah kau mengapa kau ku sayangi lebih dari siapapun? Karena Kau menulis.”
Jika kau seorang pemimpi, maka awalilah mimpimu dengan tulisan. Teringat di suatu kesempatan, seorang teman bertanya pad laki-laki yang member materi.Temanku berkata, “ Pa’ mengapa orang-orang yang menuliskan mimpinya akan lebih berpotensi mendapat mimpinya dalam wujud yang nyat?”. Laki-laki itu kemudian menjawab, “mimpi yang kau tuliskan adalah jejak yang kau tinggalkan. Lembaran jejak itu akan bisa kau lihat kapan saja. Dan ketika kau melihatnya, kau akan sadar dengan mimpi-mimpi yang telah kau rancang. Dengan sadarnya dirimu, kau akan termotivasi dan terus berusaha untuk mewujudkannya”.
Seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Indonesia sempat menceritakan kisahnya. Ia menyususn mimpinya mulai dari urutan pertama. Tanpa Ia sadari, ia telah sampai pada mimpinya yang ke 82. Untuk deretan tulisan yang sebelumnya, ia tidak lagi mendapatkannya dengan tulisan yang rapi, Ia tidak lagi menemukan coretan di sana, bukti bahwa mimpinya telah terwujud. Dan kini, ia menuju mimpinya yang ke 114. Mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia, Fujiyama, Jepang.
Sebuah bukti bahwa tulisan memiliki kekuatan yang besar untuk mengubah seseorang. Dirimu adalah bagian dari dunia. maka dengan menulis kau akan memiliki kekuatan besar untuk merubah dunia. Banyak hal yang emnjadi sumber inspirasi untuk menulis. Seperti misalnya, sebuah pencapaian indah dalam hidup kita. Ingat, bukan untuk pamer. Terkadang, kita terpaku membaca tulisan-tulisan orang lain, tulisan tentang pencapaian keberhasilan mereka. tanpa disadari, kita telah berlaku tidak adil dengan diri kita sendiri. Betapa tidak, untuk mengabadikan pencapaian kita sendiri itupun enggan. Tulisanmu adalah jejakmu. Keep writing.

Ayu Adriyani Yusuf
di sudut keramaian
 

Penulis yang bingung menulis

Menulis, teman-teman, kali ini saya disuruh tulis tentang menulis. bingung nda sih kalian? Kalian menulis tentang menulis. Sebenarnya saya mau cari di google, maklum generasi google, tapi saying hapeku disuruh kumpul. Jadi kalo kalian Tanya ke saya apa itu menulis, saya juga kurang tau. Yang saya tau, menulis itu yah ini, ini yang sedang saya lakukan. Tulis atau mungkin rangkai huruf-huruf biar bisa jadi kata, trus diatur lagi biar bisa jadi kalimat dan seterusnya lah.
Nah, sekarang di paragraph ke dua ini saya sudah tambah bingung mau tulis apa. Sebenarnya saya tidak atau belum terlalu suka menulis, makanya saya ikut ini pelatihan, biar sekalipun saya tidak suka menulis setidaknya saya taulah sedikit tentang menulis. Tapi ternyata belum apa-apa saya sudah disuruh menulis, yah bingunglah jadinya saya.
Nah (lagi), saya makin bingung lah mau tulis apa lagi di paragraph ke tiga ini. Oh iya, saya tidak terlalu suka bacaan sastra, jadi otomatis saya juga tidak suka nulis sesuatu yang ada sastra-sastranya. makanya saya tidak mau jadi anak sastra.
Sumpah, menulis itu susah. Apalagi harus menulis di kertas ini timbale balik, dengan tema menulis, padahal saya juga baru mau belajar menulis. Maksudnya, belajar menulis yang baik, benar, dan menarik. Yah, bukan belajar menulis yang kayak anak kecil, kalo itu saya juga sudah pernah lakukan waktu kecil.
Dan kali ini saya benar-benar hilang akal mau tulis apa lagi di kertas ini, mungkin ini pengaruh jejaring-jejaring sosial yang banyak aplikasi “update update statusnya” sekarang saya jadi kebiasaan nulis yang pendek-pendek saja, kayak ‘selamat malam’ ‘ galau gelaaa…’, kalau disuruh tulis yang panjang-panjang dikit, matilah aku.
Menulis itu penting, teman-teman coba bayangkan kalau dulu teks proklamasi tidak ditulis atau diketik, dari mana kita tau kalo dulu ada teks proklamasi, pasti akan kurang lengkap jadinya buku-buku IPS anak SD sekarang kalo ada bab tentang proklamasi kemerdekaan tapi tidak ada teksnya, iya kan?
Buat saya, orang yang jago menulis itu keren. Tapi orang yang jago menulis itu buat saya adalah orang yang dengan tulisannya dia bisa membawa pembacanya untuk ikut larut dalam tulisannya. Bayangkan, bagaimana penulis novel Harry Potter bisa dengan suksesnya membuat beberapa orang jadi fanatik dengan novelnya, walaupun itu fiksi, tidak nyata, tapi tidak sedikit orang yang menganggap cerita itu benar-benar ada, hebat kan?
Barusan kak debra nulis di papan, yang intinya tidak ada yang benar dan salah dalam tulisan, dan k arena tidak ada yang benar dan salah maka tidak ada yang layak untuk menghakimi tulisanmu. Tapi buat saya, selalu ada yang menarik kan dalam tulisan. Paling tidak ide tulisanmu itu menarik dirimu sendiri untuk menulis.
Kalau kalian tidak mengerti tentang tulisan saya disini, yah saya maklum saja, karena memang saya juga baru belajar buat menulis. Bahkan, untuk saat ini, menutup suatu tulisan pun saya belum bisa. Sebenarnya di paragraph ini saya ingin menulis suatu penutup, tapi yah mohon maaf, saya benar-benar lagi tidak ada ide. Semoga ini tetap menjadi penutup yang keren, walaupun membingungkan, dan kacau dan segala macamnya. Salam.

Endhy-
Sepakat No.73- 20.40 wita
 

Menulis


Siapa yang tidak pernah menulis? setiap orang pasti pernah melakukan kegiatan yang satu ini.
Sedari kecil kita sudah diajarkan untuk menulis. Baik dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar kita.
Menulis ialah kegiatan merangkai huruf menjadi sebuah kalimat yan memiliki makna. Kita tentu saja sering melakukan kegiatan ini. dengan menulis, kita bisa mengungkapkan perasaan kita yang tidak bisa kita ungkapkan secara lisan.
Bagaimana dengan mereka yang memiliki kekurangan secara fisik? Pada masa sekarang ini sudah tersedia berbagai fasilitas untuk menulis.
lalu bagaimana dengan yang tidak dapat menulis karena buta huruf? mereka dapat menyalurkan tulisan mereka dengan menggambar.
Kapan kita menulis? Kita dapat melakukan kegiatan ini kapan saja dan imana saja.
Dewasa ini kita semakin dimanjakan untuk menulis. Kita dapat menulis di media apa saja. baik itu di dunia nyata ataupun di dunia maya.
Contohnya kita menulis di buku harian, menulis untuk tugas, dan lain-lain. Contoh di atas merupakan contoh kegiatan menulis di dunia nyata. Lain halnya dengan menulis di dunia maya. Kita contohkan saja dengan menulis status keseharian kita di jejaring sosial seperti facebook, Twitter, Plurk, dan lain sebagainya.
Dengan menulis, kita bisa berbagi banyak informasi yang bermanfaat bagi khalayak umum.
Kita tidak membutuhkan bakat untuk bisa menulis, dengan bermodalkan niat yang besar, niscaya kita dapat menulis dengan baik.
Mari kita memulai kebiasaan menulis semenjak dini. Mulai dengan menulis hal-hal kecil, maka dengan sendirinya kita akan terbiasa untuk menuliskan hal-hal lain dengan ukuran yang lebih banyak.
Tidak ada kerugian dari menulis, justru sebaliknya. Maka dari itu, mari budayakan kebiasaan menulis.

Oleh Amalia Zul Hilmi 
*Kutuliskan tulisan ini di jalan sepakat No.73 (rumah Hajir, lokasi Timelines 2011) pada pukul 20.30 wita