Menulis, mungkin kata itu mudah buat sebagian orang tapi bisa juga kata yang sulit bagi sebagian orang dan yang terburuk menulis itu merupakan suatu kata yang asing bagi yang tidak pernah mengeyam bangku pendidikan. Oh, masih ada yang lebih buruk, menulis itu adalah suatu kata yang mengerikan bagi sebagian orang.
Kalau buat saya sendiri menulis itu wajib hukumnya, masih teringat waktu dulu mamaku mengajarkan saya alfabet, mulai disuruh menulis huruf “A” bsar sebanyak satu lembar mirrage, huruf “a” kecil yang juga sebanyak satu lembar kertas mirrage, hingga habis kedua puluh delapan alfabet itu dikali dua dengan satu lembar untuk masing-masing hurufnya. Tapi hal itu pun berguna pada akhirnya, kenapa? Sekarang saya sudah hafal alfabet mulai dari huruf kapital sampai huruf kecilnya. Karena menulis juga saya bisa buat catatan apa saja, mulai dari catatan waktu SD, catatan waktu SMP, catatan waktu SMA, catatan kuliah, bahkan catatan hutang teman-temanku juga.
Tidak semau orang di dunia itu beruntung, setidak beruntungnya kehidupan kita akan tetapi tetaplah kita memiliki sisi keburuntungan yag lebih banyak dibandingkan dengan mahluk lainnya. Apa contohnya? Menulis. Lebih banyak orang yang tidak bersyukur, karena dirinya bisa menulis, ada yang bilang “ah, tulisan tangan saya jelek”. Ada juga yang bilang “ Ah, susunan kata saya tidak rapih”, bahkan ada juga yang bilang “ah, saya tidak bisa menulis karena tulisan saya tidak rapih dan tidak baku kata-kata nya”. Hal-hal seperti itu haruslah kita hindari, kita harus bersyukur karena setidaknya kita bisa menulis. Menulis itu menurut saya tidak harus dengan tulisan yang bagus, tidak harus dengan kata-kata yang baku juga. Kalau menurut saya tulisan itu adalah turunan / differensial (versi matematika) dari pikiran seseorang atau apa yang ada di kepala seseorang itu tersurat bahkan tersirat dari tulisan yang ditulisnya.
Menulis, mungkin hal yang biasa buat sebagian orang, namun bisa juga menjadi kata yang luar biasa buat orang-orang tertentu. Saya teringat dengan adik saya yang paling bungsu disaat pertama dia belajar menulis. Saya melihat bahwa anak-anak sangat antusias dalam hal tulis menulis, mereka terlihat begitu antusias, sampai-sampai tidak hanya di buku saya rentetan alfabet itu mereka lukiskan. Bahkan hingga ke tembok rumah, pintu kamar bahkan di tanah juga di jendela yang baru saja dibersihkan.
Menulis. Tidak boleh sembarangan dalam menulis. Bukan sembarangan dalam artian EYD nya, memang hal itu juga penting tapi yang lebih penting itu adalah isi dari tulisan itu. Jangan menulis untuk hal-hal yang buruk seperti teror, surat kaleng, pengakuan palsu bahkan surat palsu yang harus ditanda tangani ( seperti ala-ala sinetron) yang intinya bisa merugikan orang yang tidak tahu apa isi dari tulisan tersebut.
Menulis, hari ini semua orang pasti menulis. Tidak ada yang tidak menulis. Mulai dari menulis list apa yang akan dilakukan hari ini, menulis catatan dari apa yang telah diterima di sekolah atau bangku kuliah, mnulis chatkepada teman di kertas di kala bosan saat jam kuliaj dan masih banyak juga hal lainnya.
Hari ini zaman sudah canggih, orang-orang tidak lagi menulis dengan cara manual memakai pensil, pulpen atau kuas ala-ala zaman kerajaan dulu. Teknologi memfasilitasinya, kita isa menulis di komputer bahakn di handphone. Tidak seperti zaman dahulu yang notabene nya kalau menulis harus mengukir di atas batu.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia modern yang hidup di zaman modern sekarang ini haris bisa memanfaatkan media yang ada untuk dunia tulis menulis. Jangan mau terbuai oleh teknologi yang hanya dengan kecanggihannya saja. Akan tetapi hal itu juga harus diimbangi dengan pikiran kita tentang menulis yang semakin canggih juga. Jangan lupa kita juga harus bersyukur ! kenapa? Karena kita itu termasuk orang-orang beruntung di dunia yang hidup di zaman modern seperti ini, tidak seperti pendahulu kita yang hidup di zaman Paleolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum dulu.
Makanya ayo kita manfaatkan media yang ada. Bagi pengetahuan dan pengalaman dengan memanfaatkan media yang ada. Dengan menulis tulisan yang bermanfaat bagi sesama, kenapa harus berbagi ilmu? Karena seperti yang pernah guru SD yang dulu mengajarkan saya kalau berbagi ilmu itu tidak akan membuat ilmu yang ada di kepala kita hilang, akan tetapi ilmu itu akan semakin bertambah dan bertambah lagi.
Jayanti MMS
Jl. Sepakat no 73
27 Mei 2011
0 komentar:
Posting Komentar