“Menulis” dapat diartikan dalam berbagai versi. Namun, menurutku menulis ialah menggoreskan pena di suatu wadah baik itu buku, daun, maupun tanah ataupun yang lainnya, yang tersusun atas huruf maupun angka.
Tak dapat diketahui secara pasti kapan manusia mulai menulis. Namun, pada dasarnya menulis dimanfaatkan untuk menumpahkan pikiran yang terkurung di dalam otak. Tulisan itu mewakili pemikiran dan perasaan penulisnya. Bagi sebagian orang, menulis dapat menjadi alternatif pengurangan beban pikiran, menulis dapat membantu kita menghilangkan rasa gundah gelisah yang sangat membebani pikiran.
“Menulis”, apa sich susahnya menulis? Apa sich repotnya menulis? Mengapa sebagian besar orang berkata jika menulis itu susah. Memang, secara konsep menulis itu mudah. Namun, jika kita mempraktekannya, ternyata menulis itu sulit. Menulis itu bukan hanya sekedar menulis. Menulis mengandung nilai seni. Menulis memiliki nilai keindahan. Tulisan yang kita tulis memiliki kekuatan, yang dapat menggerakkan hati pembacanya.
Ketika kita menulis, misalnya sebuah cerpen, terkaang kita terjebak pada satu titik, dimana kita tidak tahu apa yang harus kita tulis, bagaimana kelanjutan ceritanya. Imajinasi kita tiba-tiba tersendak, dan hal tersebut membuat kita tidak mampu melanjutkan tulisan kita. Ternyata, kita tidak bisa sembarang menulis. Kita harus mempertahankan focus cerita agar orang yang membaca tulisan tersebut dapat memahaminya. Apalah artinya kita menulis jika pada kairnya tulisan yang kita buat tidak dapat dipahami orang lain.
Setiap tulisan yang tercipata dari hasil goresan pena seseorang memiliki makna. Menurutku, tidak aa tulisan yang dibuat hanya untuk dibuat saja, tanpa aa makna dibalik tulisan tersebut. Intinya, bagaimanapun rancunya sebuah tulisan pasti mewakili sebuah pikiran manusia.
Menulis sama halnya dengan berbicara. Menulis juga dapat mempengaruhi orang lain agar mengikuti dan mengiyakan apa yang dibahasakan oleh seorang penulis. Menulis seperti nyanyian yang dapat menghanyutkan perasaan seorang pembaca. Ketika orang lain dapat hanyut dalam sebuah tulisan, maka berarti penulis itu telah menulis dengan baik.
Menulis bukan hanya bermanfaat untuk mempengaruhi orang lain, namun menulis juga dapat menjadi sejarah masa lalu yang dapat dikenang selalu. Menulis melahirkan bukti abadi, bukti yang kekal yang tak akan lekang dimakan waktu.
Kejadian yang terjadi di masa lalu dapat diketahui kembali dengan membaca tulisan. Bukti abadi ini akan menjadi kenangan tak terlupakan yang tak akan terulang kembali.
Jika kita ingin memutar waktu hanya untuk mengetahui sebuah cerita, maka cukuplah kita membaca cerita sejarah.
Begitu besar pengaruh menulis tak dapat dipahami oleh semua orang. Semangat menulis hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Menulis sebenarnya sangat rumit. ibutuhkan energy yang besar untuk menghasilkan sebuah tulisan bermutu.
Menulis sangat melelahkan bagi sebagian orang. Katanya, menulis membuat jari-jari pegal. Menghabiska tenaga yang begitu banyak, Rempong, ribet! Tapi ya sudahlah, itu kan kata sebagian orang, sebagian lagi tidak.
so, semangat bagi para pencinta menulis. Bebaskan dirimu melalui goresan pena.
27 mei 2011
Kaderia Iqbal, Jl. Sepakat No.73
0 komentar:
Posting Komentar