Kamis, 02 Juni 2011

Dari Sebuah Pulau Membuatku Menulis

Awalnya buat aku menulis itu sesuatu yang sangat menakutkan karena setiap kali aku disuruh menulis, aku bingung apa yang hendak aku tulis. Semasa SMA aku salah satu orang yang paling anti anti dengan menulis atau tulisan, sama seperti teman-teman SMA ku yang lain. Mungkin aku malas menulis karena pengaruh teman-temanku yang malas menulis juga. Masa SMA membuatku jauh dari goresan pena dan juga jauh dari buku. Aku termasuk orang yang pemalas dalam hal apapun kecuali untuk jalan dan untuk bersenang-senang. Dari dulu aku selalu menjauhi apapun yang berbau dengan tulisan. Akhirnya, beginilah aku,kosa kata kurang, apalagi pengetahuan. Berfikir untuk menulis sebuah cerpen, puisi, pantun, apalagi novel tak pernah terlintas dibayanganku untuk membuatnya.
Setelah Aku lulus SMA, aku melanjutkan sekolahku ke Makassar tepatnya di Universitas Hasanuddin. Aku memilih jurusan Ilmu Komunikasi karena menurutku itu menarik. Setelah aku masuk kuliah, ternyata ilmu komunikasi itu menuntutku untuk menulis dan membaca. Mulai saat itu aku berfikir bagaimana caranya aku tertarik untuk menulis dan membaca. Walaupun begitu, akhirnya aku mulai tertarik untuk menulis, tetapi tetap saja Aku belum menulis. Aku memang pengen menulis tetapi aku belum juga menulis.
Suatu hari Aku diajak teman-teman dari GCC untuk berkunjung di sebuh pulau, yaitu Pulau Cangke. Waktu itu aku juga tertarik ikut karena sebelumnya Aku belum pernah ke Pulau. Hari itu Aku bersama teman-teman kami bersiap-siap berangkat ke Pulau Cangke. Kami telah mempersiapkan barang-barang yang kita mau bawa. dan kami telah siap untuk berangkat ke Pottere. Setelah sampai di Pottere, kami menggunakan sebuah perahu bermesin untuk mengarungi lautan hingga sampai ke Pulau Cangke.
Pulau Cangke pun makin lama makin dekat, keindahannya juga mulai terlihat. Baru kali ini aku benar-benar menikmati keindahan alam yang telah dicipta Sang Pencipta untuk kita semua. Tetapi kenapa ada saja manusia yang merusak keindahan itu. Merusak lalu mengambil isinya tanpa memikirkan keberlangsungan ekosistem di dalamnya. Sungguh sangat disayangkan, Tuhan telah menciptakan keindahan, tetapi ada saja yang mau merusaknya.
Sesampainya di Pulau, kami hanya mendengarkan suara angin, suara ombak, suara tumbuhan yang menari-nari, dan beberapa suara kapal yang lewat. Suasana ini membuatku sangat tenang, tentram, dan damai yang jarang sekali aku mendapatkan hal yang seperti ini. Kami jauh dari suara kendaraan, keramaian, masalah tugas kuliah, dan masalah para pejabat yang karupsi tanpa memikirkan rakyatnya sedikitpun. Mereka hanya berfikir bagaimana caranya untuk memperkaya diri, bukan berfikir bagaimana untuk mensejahterakan rakyatnya.
Setelah beberapa saat menikmati keindahan pulau Cangke, kami pun segera mencari lokasi untuk membuat tenda. Kegiatan kita di sana hanya untuk bersenang-senang, mempelajari sebuah kehidupan, dan menikmati keindahan pulau.
Waktu dua hari telah kita lalui dan akhirnya kita pulang kembali ke Makassar. Perjalananku kali ini membuatku ingin bercerita banyak tentang pulau itu, sampai-sampai Aku ingin sekali mengabadikan ceritaku ini. Dari sinilah aku berfikir bagaimana caraku untuk memindahkan ceritaku itu ke sebuah tulisan.
Akhirnya tulisanku telah selesai dan langsung saya posting di blog GCC. Pastinya Aku juga posting ke blogku sendiri yang belum ada tulisannya.
Beberapa hari kemudian banyak yang membaca tulisanku itu, termasuk senior-seniorku di kampus. Mereka sangat mendukung hal positif yang akau lakukan ini dan memberikan motivasi.
Mulai saat itu aku mulai menulis dan berfikir kenapa harus takut menulis.

Jung Muhammad As’ad R
Jl.Sepakat No.73, tanggal 27 mei 2011

0 komentar:

Posting Komentar