Kata orang menulis itu harus ada bakat terlahir, harus pandai dan berwawasan luas. Namun bagi saya, menulis itu universal. semua orang dapat menulis, semua orang bias menggoreskan penanya di atas secarik kertas. Akan tetapi ada yang namanya menulis indah ataupun menulis berkualitas. Apabila mengukur dari kadar kualitas tulisan tidak semua dapat langsung menguasai, karena semua butuh proses.
Menulis itu lebih kepada menuangkan apa yang ada dalam pikiran dan benak kita. Tapi, tidak semua orang memiliki tipe dan cara menulis yang sama. Masing-masing orang berbeda, ada yang bias menulis kapanpun dan dimanapun. Namun ada juga orang yang bisa menulis tergantung mood, atau mereka menulis butuh inspirasi atau ide terlebih dahulu dengan cara menyendiri di tempat sepi yang jauh hiruk pikuk keramaian. Yah, itu kembali lagi pada diri masing-masing orangnya.
Bagi beberapa orang, menulis itu panggilan jiwa atau candu. Apabila tidak menulis, rasanya ada yang hilang dari dirinya. Namun untuk beberapa orang, menulis itu hanya untuk sekedar curhat dan pengungkapan perasaan belaka.
Di era sekarang ini, dimana globalisasi teknologi mewabah, begitu banyak media yang dapat menampung minat menulis kita. Tidak mesti menulis hrus di atas secarik kertas dengan menggunakan pena, namun dengan berbagai situs/ website kita dipermudahkan dalam menulis. Dengan bantuan teknologi computer dan jaringan internet, kita bisa menuang ide-ide tulisan kita dalam sosial media blog ataupun sosial jejaring twitter yang merupakan mikro blog.
Menulis di secarik kertas ataupun di media blog/mikro-blog kita tidak boleh asal-asalan. Dalam menulis sesuai dengan porsi yang berkualitas, ada yang namanya etika. Kita harus menjaga yang namanya etika menulis agar kita bisa menghargai setiap torehan huruf, kata atau kalimat yang kita buat.
Akan tetapi timbul erbagai opini dan rumor yang membuat minat menulis seseorang berkurang atau menghilang. Opini atau rumor itu mengungkapkan bahwa “Seorang penulis sejati adalah penulis dengan goresan penanya di atas secarik kertas. Namu, kembali lagi menulis itu lebih kepada minat atau passion. Tidak peduli dengan atau melalui media apa kita menulis, asalkan itu asli karya kita sendiri atau orisinil tanpa contekan atau mencuri dari karya orang lain. Seperti kata kakak senior saya, Kak debra, “Tidak ada penentuan benar atau salah dengan tulisan yang kita buat, tidak seorangpun yang berhak menghakimi sesuatu yang kita anggap benar”.
Dengan menulis, kita telah menyumbang sebagian kecil dari yang kita punya untuk gudang dan ilmu dunia. Dengan menulis kita telah menorehkan jejak kita dalam garis sejarah panjang kehidupan. dengan menulis, secara tidak langsung kita juga menggali minat baca pribadi. Dengan menulis ilmu kita akan semakin bertambah. Dengan menulis, kita juga menambah teman. Dengan menulis, tidak ada sesuatu yang merugikan kita. Karena dengan menulis semuanya terasa lebih indah.
Pantang menyerah dan terus berusaha merupakan kunci dalam menulis. Dalam menulis kita perlu berproses untuk berkembang, dan untuk lebih maju.
Berbekal semangat dan minat yang besar dan memegang teguh kunci keberhasilan di atas, saya mulai menekuni dunia menulis. Mulai dari yang terkecil, sampai yang paling susah. Mulai dari secarik kertas sampai dengan bantuan media computer., saya mempelajari dunia menulis. Dari yang awalnya coba-coba sampai menekuni dengan serius, menulis perlahan menjadi bagian dari perjalanan kisah hidupku yang masih panjang.
Mengutip kata seorang penulis terkenal di Indonesia, Mbak R. Ajeng, menulis di blog itu ada 3M+1M
Mengupdate, Mengunjungi, Mengomentari.+ Menghasilkan.
Sekian dan terimakasih.
Denny Dewanna, di Saudara Hajir Muis, Jl. Sepakat No.73, pada pukul 19.50-20.30 wita (@denidewann, www.1750sore.blogspot.com)
0 komentar:
Posting Komentar